Beranda

Navigation Menu

Mengukir Senyum Bahagia di Tanah Papua



Papua dan Freeport Indonesia ibarat beliung dan asahan. Keduanya saling mengisi dan tidak bisa dipisahkan. Kemajuan Freeport Indonesia, sama artinya dengan kemajuan segenap masyarakat Papua. Apalagi, sejak 2018, 51,2 persen saham perusahaan tambang terbesar di Indonesia itu telah dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Kini, senyum warga Bumi Cendrawasih semakin merekah bahagia.
***
Desember 2018. Optimisme warga Indonesia kembali mencuat pasca ditandatanganinya dokumen pelunasan transaksi divestasi saham PT Freeport Indonesia oleh Pemerintah Indonesia. Setelah berpuluh-puluh tahun beroperasi, akhirnya sebagian besar saham Freeport Indonesia resmi dimiliki Ibu Pertiwi.


Bagi warga Papua, keberhasilan Pemerintah mengakuisisi saham Freeport Indonesia, melalui PT Inalum, bagaikan durian runtuh. Pasalnya, 10 persen—dari total 51,2 persen—saham Freeport Indonesia berada dalam genggaman Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika. Artinya, kontribusi Freeport Indonesia lewat pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bakal semakin besar.
Kontribusi Freeport untuk masyarakat Papua memang sangatlah besar. Sebagai bukti, sekarang, izinkan saya mengajukan satu pertanyaan. Siapa yang tidak kenal Freeport Indonesia? Saya yakin, Anda dan sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya pasti tahu betul kiprah perusahaan tambang tembaga, emas, dan perak terbesar di Indonesia ini.


Ya, dengan sumbangan lebih dari 19,5 miliar Dolar AS terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sejak 1992 hingga 2018, Freeport Indonesia menjadi penggerak roda ekonomi Papua.
Kajian LPEM-UI pada 2015 menyatakan, dampak ekonomi dari beroperasinya Freeport Indonesia di Papua setara dengan 0,6 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, 48 persen PDRB Papua, dan 94 persen PDRB Mimika. Itu berarti, hampir setengah aktivitas ekonomi di Provinsi Papua bersumber dari Freeport Indonesia saja!


Sumbangsih bagi negeri tidak hanya direalisasikan melalui pajak semata, tetapi juga pembangunan infrastruktur. Sejak 1997, lebih dari 3.200 unit rumah, fasilitas umum, dan fasilitas sosial dibangun oleh Freeport Indonesia.
Berbekal prinsip 3R (reuse, reduce, recycle), pasir sisa tambang (sirsat) pun turut dimanfaatkan untuk membangun jembatan, jalan, drainase, dan gedung. Upaya ini sejalan dengan visi pembangunan berwawasan lingkungan yang dipegang teguh Freeport Indonesia.
Konektivitas antar-daerah juga ditingkatkan melalui pembangunan 2 unit lapangan terbang perintis. Tidak ketinggalan, kompleks olahraga tingkat nasional senilai 33 juta Dolar AS juga dibangun di Timika. Hebat, bukan?


Tunggu dulu. Kalau sajian data di atas belum cukup untuk membuat Anda tercengang atau berdecak kagum, sekarang, mari kita tengok kisah Teanus Nebegal, putra daerah asal kampung Ilaga, Papua.
Teanus adalah salah satu pengusaha lokal binaan Freeport Indonesia. Pada 2006, CV Kwakibera—usaha yang didirikan Teanus—bergabung ke dalam Progam Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PP-UMKM). Proyek yang ditangani Teanus adalah pembersihan rumput di sepanjang jalur transmisi listrik dan pengecatan menara listrik milik Freeport Indonesia.
Berkat keuletannya dalam bekerja, juga pelatihan, pendampingan, dan pinjaman modal yang diberikan oleh Freeport Indonesia, usaha Teanus tumbuh pesat. Pada 2012, ia mampu menambah kendaraan operasional, membangun rumah dan kantor, serta merekrut karyawan menjadi 12 orang.
Singkat kata, dari hidup sengsara, kini Teanus bisa tersenyum bahagia. Dari serba pas-pasan, kini Teanus sanggup menjadi pelantas rezeki bagi anak-istri dan karyawan yang bekerja untuknya.


Kisah Teanus ibarat puncak gunung es. Selain dirinya, masih ada 6.683 kelompok usaha dan 179 pengusaha lokal lainnya yang tergabung dalam Program Ekonomi Mandiri dan Dana Bergulir LPMAK Freeport Indonesia. Hingga 2018, dana sebanyak Rp256,7 miliar telah disalurkan oleh Freeport Indonesia untuk pemberdayaan wirausahawan lokal di Papua.
Bahkan, lebih dari setengah pengusaha binaan merupakan wanita. Artinya, bukan hanya pemberdayaan ekonomi warga lokal semata, Freeport Indonesia juga peduli pada kemajuan Mama-Mama di Papua.
Program pengembangan masyarakat dibentuk berdasarkan ciri khas dan kekayaan desa. Di antaranya ialah 210 Ha lahan kakao, 30,4 Ha lahan kopi, dan 80 ribu ayam ternak. Ini dilakukan agar warga mampu mengembangkan ekonomi desa secara mandiri, sehingga daya saing Papua tidak tertinggal dari daerah lainnya.



Bukan hanya urusan ekonomi saja, Freeport Indonesia juga peduli terhadap kesehatan warga Papua. Sebab sia-sia apabila ekonomi lokal maju, tetapi kesehatan warga justru terganggu. Maka dari itu, hingga 2018, Freeport Indonesia telah mengoperasikan 2 unit rumah sakit, 3 unit klinik umum, dan 2 klinik spesialis. Seluruh warga Papua dapat berobat tanpa biaya alias gratis.
Berkat fasilitas kesehatan tersebut, warga Papua tumbuh sehat. Buktinya, terjadi penurunan kasus malaria pada 2015—2018 hingga 70 persen! Tak hanya itu, tingkat keberhasilan pemberantasan penyakit Tuberkulosis mencapai 77 persen!


Seperti kata pepatah, masa depan bangsa berada di tangan pemuda. Freeport Indonesia paham bahwa membangun ekonomi dan kesehatan warga saja tidak cukup. Akan tetapi, upaya tersebut perlu ditunjang oleh pendidikan berkualitas. Oleh karena itu, melalui program investasi sosial, Freeport Indonesia juga turut menyiapkan masa depan anak-anak Papua.
Melalui pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) bernama Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN), segudang program disiapkan untuk mempersiapkan tenaga kerja profesional. Mulai dari pra-magang, magang, pendidikan untuk dewasa, hingga program studi Administrasi Niaga setingkat D-3.
Hingga 2018, jumlah siswa yang dididik di sana mencapai 4.187 orang. Hampir seluruhnya (91 persen) merupakan warga Papua. Nantinya, para lulusan terbaik memiliki kesempatan untuk bekerja. Hingga kini, ada sekitar 2.982 siswa lulusan IPN yang telah bekerja untuk Freeport Indonesia dan kontraktornya.


Siswa yang menuntut ilmu di IPN bukan hanya berasal dari Kabupaten Mimika—lokasi tambang Freeport Indonesia—saja, tetapi juga dari daerah lain di Papua. Oleh karena itu, Freeport Indonesia juga membangun sekaligus mengelola 5 unit asrama. Siswa dapat mendiami asrama tersebut selama mengenyam pendidikan.
Tak hanya itu, beasiswa bagi anak didik berprestasi juga telah menanti. Sejak 1996, lebih dari 10 ribu beasiswa multi-jenjang pendidikan telah diberikan Freeport Indonesia kepada putra-putri terbaik Papua. Penerima beasiswa bisa melanjutkan sekolah/studi ke luar Papua, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga ke luar negeri.


Sejalan dengan pengembangan program pendidikan, penyerapan tenaga kerja asli Papua juga terus ditingkatkan. Sejak 1996, Freeport Indonesia berkomitmen untuk menambah jumlah karyawan asli Papua.
Hingga kini, ada sekitar 2.890 karyawan asal Papua yang bekerja di Freeport Indonesia. Itu setara dengan 41 persen total karyawan. Bahkan, 9 orang di antaranya berpangkat Vice President, dan 50 orang lainnya setingkat Manajer dan Karyawan Senior.
Dengan capaian itu semua, tak salah bila kita simpulkan bahwa Freeport Indonesia ialah pengukir senyum warga di Tanah Papua. Selain menjadi ikon perusahaan tambang kelas dunia, Freeport Indonesia juga menjadi katrol penggerak ekonomi dan pembangunan Papua. [Adhi]
***
Artikel ini diikutsertakan dalam #NarasiDariPapua Blog Competition yang diselenggarakan oleh PT Freeport Indonesia bertema “Kontribusi Freeport Indonesia untuk Papua”. Gambar bersumber dari PT Freeport Indonesia dan Galamedia News. Sedangkan olah grafis dilakukan secara mandiri oleh penulis.



4 comments:

  1. wah wah baru kali ini saya baca tentang dampak ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat Papua secara detail. ternyata jumlah pegawai di FI mencapai 41 % ya. sangat menarik, ditambah lagi kegaiatan pembinaan yang meningkatkan skill dan kesejahteraan masyarakat dengan berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan.

    memang menjadi kabar baik sejak saham Indonesia berhasil mengambil 51% saham FI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga tulisan receh saya bermanfaat. Salam hangat.

      Delete
  2. Izin membagikan informasi bermanfaat ini kak

    ReplyDelete
  3. Well izinkan lah saya memberi selamat atas kemenangannya kak. Terimakasih telah membagi informasi ini. Bis aupgrade tulisan yang pernah saya tulis 5 tahun lalu

    ReplyDelete