Beranda

Navigation Menu

Secuil Kisah #AutoKeren dari Semarang



“Hari Sabtu minggu depan ngajar nulis di Semarang mau ga, Nod?” Suara Rafael terdengar bersemangat dari balik gagang telepon kantor.
Jikalau ada orang yang mengenal saya lewat akun Instagram, lantas ia beranggapan bahwa saya jago menulis, tentu saja saya tidak heran. Sebab saya memang sengaja menampilkan deretan prestasi kepenulisan di akun media sosial. Namun tatkala ada rekan sejawat di kantor yang meminta saya mengajar ilmu kepenulisan, bagi saya, ini baru luar biasa.
“Kalau Bapak El sudah memerintah, saya harus menjawab, siap laksanakan!” canda saya kepada Rafael sekaligus menerima tantangan yang ia suguhkan.
Dan tepat pada Jumat sore, terbanglah saya ke Semarang dengan membawa sebuah laptop dan segudang harapan.
***
Jujur saja. Bagi saya, menulis memang telah menjadi makanan sehari-hari. Di kantor, tiada hari tanpa menulis. Ada kajian, laporan, hingga analisis penuh grafik dan deret angka yang harus saya rampungkan.
Maklum saja, kantor saya memang berkutat di bidang ekonomi dan keuangan. Jadi, mata saya sudah terbiasa memindai ribuan aksara dan angka saban hari kerja.
Sepulang kerja sama saja. Saya terbiasa menganggit berbagai artikel pada malam hari atau akhir pekan. Entah untuk kepentingan lomba blog, merangkai opini di surat kabar, mengisi kolom untuk majalah kantor, atau sekadar mengeluarkan unek-unek yang terpendam.
Kalau berhasil menang lomba, ya, alhamdulillah. Tatkala tulisan saya tembus di koran lokal, tentu saja saya bangga. Jangankan kedua hal tadi. Bila ide sudah tersalurkan lewat untaian kata dan titik terakhir kelar ditaja, saya juga sudah sangat bergembira.


Walaupun terbiasa menulis, akan tetapi mengajar ilmu kepenulisan itu bagaikan dimensi yang jauh berbeda. Sebab jika biasanya tulisan saya digunakan untuk kepentingan pekerjaan dan hobi semata, kini saya harus mengajari para penulis kantoran.
Letak perbedaan sebenarnya ada pada ihwal kebenaran. Jikalau salah ketik (typo) atau alpa menaruh titik pada karya tulis sendiri, tentu hanya saya yang merasakan efek negatifnya. Dikoreksi atasan atau gagal menjuarai lomba adalah dua contoh dampak yang ditimbulkan. Setelahnya, hanya tersisa dua hal: bersabar dan mau kembali belajar.
Namun jikalau saya sampai salah mengajari ilmu menulis, maka imbasnya bisa ke mana-mana. Konsekuensinya, peserta yang saya ajari bisa keliru mengudar kata-kata atau kalimat berbahasa Indonesia. Lebih-lebih, mereka adalah pengelola konten situs intranet kantor perwakilan dari seluruh Indonesia. Kalau sudah begini, tentu citra diri dan karier saya yang menjadi taruhannya.
Maka, berangkat ke Semarang dan menerima tugas mengajar bukanlah sebuah hiburan. Ini adalah tantangan yang wajib saya tuntaskan. Rasa gugup dan galau tentu saya rasakan. Namun, berbekal ilmu dan pengalaman yang jauh dari kata asal-asalan, saya tampil percaya diri di depan podium dan memulai pelajaran.



Assalamualaikum. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Perkenalkan, nama saya Adhi Nugroho, biasa dipanggil Nodi. Hari ini kita akan sama-sama belajar tentang Resep Meracik Kata,” tutur saya membuka sesi presentasi sambil memegang pengeras suara.
“Mengapa bukan Kiat Menulis yang Baik dan Benar atau Delapan Cara Menulis Popular? Tentu ada alasan mengapa materi ini saya beri judul Resep Meracik Kata.” Sengaja saya pancing dengan pertanyaan sederhana demi merangsang otak pemirsa agar mulai bekerja.
“Teman-teman sekalian, judul adalah wajah dari tulisan. Jikalau indah dibaca dan enak didengar, maka pembaca akan tergugah masuk ke dalam. Dengan memilih judul yang tepat, niscaya pembaca mudah larut dalam nikmat.”


Mata saya mulai menyapu audiens dari pojok kanan hingga sudut kiri. Saya biarkan aula diliputi keheningan, agar peserta larut dalam konstruksi gagasan yang saya kemukakan.
“Supaya teman-teman tertarik, akhirnya materi ini saya beri tajuk Resep Meracik Kata. Dalam dua jam ke depan, kita akan belajar tiga hal. Pertama, kiat menumbuhkan motivasi menulis, kemudian teknik merangkai paragraf yang menarik, dan terakhir ragam salah kaprah yang acapkali dilakukan penulis. Sekarang, mari kita mulai bagian pertama.”
Raut wajah peserta mulai tampak serius. Sebagian lagi mengangguk-ngangguk. Pandangan yang tadinya diarahkan ke laptop, kini mereka tujukan ke depan panggung, tempat saya bernaung.
Kesuksesan ice breaking di awal presentasi membuat rasa gugup saya hilang tak berbekas. Sejurus kemudian, lisan saya langsung pandai memainkan perannya dalam melantangkan kata-kata. Habis bagaimana lagi, pada dasarnya saya memang suka bercuap-cuap, sih. Hehehe.
Kawan, tentu tidak semua materi di Semarang akan saya ulas di sini. Selain memang sifatnya terbatas, saya juga khawatir nanti kalian bosan dan keburu pindah laman. Percayalah, presentasi berdurasi dua jam sangat sulit diurai dalam 1.500—2.000 kata saja.
Namun tenang saja. Jangan buru-buru kecewa. Sebab ada satu perkara istimewa yang bisa saya bagikan untuk mengembangkan kemampuan menulis kalian. Ya, apalagi kalau bukan ragam kekeliruan dalam menulis?
Dari sana, kita bisa belajar memilih kata yang benar, bukan pasaran. Jadi, mari kita tajamkan pensil dan renggangkan jari-jemari.
Sudah siap? Yakin? Oke. Sekarang coba perhatikan gambar di bawah ini.


Di antara ketiga gambar tersebut, manakah kalimat yang benar? Pertama, kedua, atau yang ketiga? Yang jelas hanya ada satu jawaban yang tepat.
Tatkala saya tanyakan hal yang sama kepada para peserta ajar, mereka terbagi menjadi tiga kubu. Sebagian besar menjawab nomor satu. Sisanya mengacungkan tangan sembari meneriakkan nomor dua dan tiga. Maka, sebagian dari mereka sudah pasti ada yang keliru.
Sebelum saya beri tahu jawabannya, coba kita renungkan sejenak. Ternyata di antara kita masih ada yang salah kaprah memilih kata pada perkara yang terlihat sederhana, seperti menyewakan rumah. Sekali-kali, jalanlah keliling komplek perumahan. Saya berani bertaruh kalian akan menemukan banyak kekeliruan seperti contoh gambar di atas.
Jadi, kata mana yang tepat digunakan ketika pemilik rumah ingin menyewakan rumahnya? Oke. Jawabannya ada pada kalimat berikut ini. Silakan teliti sepenuh hati.


Jelas, ya! Kalau mau menyewakan rumah, kata yang tepat diterakan pada papan pengumuman adalah “dikontrakkan”, bukan “di kontrakan” apalagi “dikontrakan”. Hati-hati! Sebab salah memilih kata bisa berujung kekeliruan makna.
Bagi sebagian orang, kekeliruan seperti itu mungkin terlihat sederhana. Tidak perlu terlalu diumbar-umbar atau dibesar-besarkan. Namun sebenarnya, ini adalah anggapan yang sangat keliru. Bahkan sangat fatal bagi kelestarian bahasa Indonesia.
Sekarang, coba kita bayangkan. Kalau kekeliruan itu berasal dari lembaga pemerintah, wakil rakyat, atau tokoh publik nasional, maka potensi ditiru oleh orang banyak akan semakin besar. Ujung-ujungnya, masyarakat akan semakin terjerumus ke jurang kesalahan yang lebih dalam.
Padahal, sesuai UU No.24/2009, bahasa Indonesia difungsikan sebagai bahasa komunikasi tingkat nasional dan media massa. Saban peringatan Sumpah Pemuda, kita juga selalu menggaungkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa. Maka, miris rasanya tatkala kita keliru berbahasa Indonesia, hanya karena malas mempelajarinya.
Pada titik ini, para peserta di Semarang bertanya. Apakah ada tokoh publik yang keliru berbahasa Indonesia?
Sayangnya, jawabannya ada. Saya pun langsung menampilkan opini saya dalam surat kabar Tribun Manado 20 dan 21 Maret 2019, di depan layar presentasi. Kalian juga boleh baca, kok. Silakan!


Jujur saja, ketika menampilkan gambar di atas, saya langsung merasa #AutoKeren. Hehehe.
Mengapa? Bukan karena keberhasilan saya mengkritik cara berkomunikasi pemimpin bangsa dengan cara yang baik, benar, dan elegan. Sama sekali bukan. Tetapi karena saya berhasil meluruskan pemahaman puluhan peserta yang hadir pada saat itu tentang bagaimana semestinya bahasa Indonesia digunakan.
Nanti dulu. Sepertinya bukan hanya para peserta ajar saya di Semarang yang tercerahkan. Mungkin juga kalian para pembaca dan juri yang sedang menilai artikel ini. Benar, kan?



Lantas, bagaimana dengan seorang blogger? Apakah wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar? Kalau itu, saya kembalikan kepada kalian. Kalau kalian tanya saya, jawabannya sudah jelas, bukan?
Nah, peran blog tentu tidak bisa dikesampingkan dari upaya meluruskan kekeliruan berbahasa Indonesia. Sebab pada era digital, segala informasi bisa dicari lewat Google. Jikalau blog yang tampil di halaman pertama keliru memilih kata, maka pembaca bisa ikut-ikutan terjerumus dalam kesalahan berbahasa.
Sebaliknya juga demikian. Apabila blogger mau meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesianya, maka sudah tentu bangsa ini akan cepat tercerahkan. Pembaca tidak perlu membolak-balik halaman surat kabar nasional bila memerlukan informasi yang baik. Cukup mengetik beberapa kata kunci di mesin pencari, maka artikel dengan ulasan apik dan tutur bahasa yang tepat, bisa segera didapatkan.
Itu baru urusan konten dan kata. Belum urusan penyedia hosting, yang bila salah pilih, juga tak kalah berbahaya. Loading time lama, server jebol, sering diserang spam, hingga diping-pong helpdesk saat terjadi gangguan adalah sekelumit kisah bila kalian menggunakan penyedia hosting abal-abal.
Nah, supaya konten dan tutur kata di blogpost yang sudah ciamik tidak terganggu dengan berbagai masalah tadi, maka pilihlah penyedia hosting yang terpercaya. Salah satunya adalah Jagoan Hosting yang memberikan segudang keunggulan supaya blog kalian seketika menjadi #AutoKeren.
Penasaran? Makanya jangan buru-buru pindah laman. Simak ulasannya dalam beberapa ratus kata ke depan.



Jagoan Hosting adalah layanan penyedia hosting dan domain murah, serta jasa pembuatan website asal Malang yang telah beroperasi sejak 2007. Layanan besutan PT Beon Intermedia ini telah memenuhi kebutuhan hosting dan domain bagi lebih dari 25.000 pelanggan.
Tentu ada alasan mengapa puluhan ribu pelanggan tersebut mempercayakan website-nya diurusi oleh Jagoan Hosting. Saya mencatat, setidaknya ada lima keunggulan yang dimiliki oleh Jagoan Hosting. Silakan tilik infografis berikut ini.


Pertama, murah. Jagoan Hosting hadir dengan promo yang sulit untuk kalian lewatkan. Ya, apalagi kalau bukan domain dan hosting berkualitas tinggi dengan harga yang sangat miring?
Untuk urusan hosting murah, Jagoan Hosting mengemasnya dalam paket bernama Hosting Kece. Tidak tanggung-tanggung, paket ini dibanderol dengan harga Rp11.000 per tahun. Ya, kalian tidak salah baca: sebelas-ribu-rupiah-per-tahun. Dahsyat, bukan?
Selain itu, Jagoan Hosting juga menyediakan layanan hosting dan domain murah sekaligus, yang dinamakan dengan paket Blogger Kece. Ya, sesuai namanya, paket ini memang sangat cocok bagi blogger yang ingin berkembang di jagat dunia maya.
Sudah, tinggalkan saja domain gratisan yang kalian punya. Kini, sudah saatnya beralih ke top level domain (TLD). Sebab biaya berlangganan paket Blogger Kece ini hanya seharga Rp50.000 per tahun! Kabar baiknya, paket ini memberikan kalian bonus 1 domain .blog dan 1 cloud mail secara cuma-cuma. Kurang apa, coba?
Bagaimana, sudah jelas? Kalau belum, silakan teliti kembali infografis di bawah ini, ya!


Kedua, performa tangguh. Jagoan Hosting menggunakan CloudLinux yang memberikan jaminan kestabilan website kalian. Selain itu, teknologi ini juga membuat laman website menjadi lebih ringan, tangguh, dan aman.
Selain itu, paket hosting di Jagoan Hosting juga dilengkapi dengan LiteSpeed Cache yang akan membantu otak laptop atau komputer kalian mencerna memori secara cepat. Alhasil, loading time website akan meningkat hingga mencapai 90%.
Kapasitasnya bagaimana? Tentu saja lumayan besar. Baik paket Hosting Kece maupun Blogger Kece, keduanya memiliki ruang penyimpanan sebesar 200 mega byte. Rentang bandwidth pun mencapai 2,5 giga byte. Menurut saya, jumlah tersebut sudah lebih dari cukup bagi kalian yang sekadar ingin merangkai kata di website.
Masih belum cukup? Tenang. Bagi kalian yang tidak paham cara mengembangkan website, Jagoan Hosting juga punya solusinya. Sebab paket website di Jagoan Hosting telah terintegrasi dengan WordPress. Tidak perlu paham coding, kalian bisa langsung memiliki website berpenampilan menarik.


Ketiga, aman dan nyaman. Setiap hal yang berkaitan dengan teknologi digital, ihwal keamanan sangatlah penting. Mengapa? Sebab kita tidak ingin data-data yang disimpan dalam hosting tiba-tiba hilang tanpa bekas.
Bersama Jagoan Hosting, kalian tidak perlu khawatir hal ini terjadi. Sebab Jagoan Hosting memiliki fitur back-up harian, SSL Certified, Virus Scanner, Full Managed DNS, FTP Upload, Multi PHP Version, dan phpMyAdmin. Seluruh data yang tersimpan di website, akan aman sentosa. Kalian cukup memikirkan konten yang positif, Jagoan Hosting akan menjaganya baik-baik.
Aman sudah. Sekarang tinggal kenyamanan. Jagoan Hosting membuka layanan pelanggan hingga 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Bila ada kendala atau hal apapun yang ingin ditanyakan, customer service dan teknisi profesional Jagoan Hosting akan siap siaga membantu kalian.
Untuk urusan bayar-membayar, Jagoan Hosting juga memberikan kenyamanan untuk kalian. Sebab pilihan metode pembayaran yang tersedia sangat variatif. Kalian bisa membayar tagihan lewat bank (BCA dan BNI), uang elektronik (Go-Pay), kartu kredit, atau dengan uang tunai melalui kasir Indomaret. Bagaimana? Enak, bukan?


Keempat, pilihan nama domain yang melimpah. Bagi seorang blogger atau digital entreprenuer, domain layaknya sebuah identitas. Domain yang baik dapat merepresentasikan ciri khas dari pemiliknya. Maka, memilih domain sama pentingnya dengan menentukan nama sebuah produk atau perusahaan. Bila namanya enak didengar, maka bisnis atau pageviews pun semakin laris.
Nah, di Jagoan Hosting, tersedia berbagai nama domain yang menarik. Ada com, blog, id, club, net, xyz, org, site, online, fun, asia, store, co, us, dan masih banyak lagi. Tinggal pilih sesuai kebutuhan kalian, Jagoan Hosting menyediakan semuanya.


Terakhir, terpercaya. Bila empat hal di atas belum juga membuat kalian yakin dengan Jagoan Hosting, maka ada satu keunggulan lagi. Jagoan Hosting telah dianugerahi beberapa prestasi mentereng di bidang bisnis internet.
CEO Jagoan Hosting Danton Prabawanto tercatat sebagai finalis Wirausaha Muda Mandiri tahun 2009 dari Bank Mandiri. Danton juga mendapat penghargaan yang serupa pada ajang lainnya, yakni Indonesia Small Medium Business Entreprenuer Award (ISMBEA) pada tahun yang sama. Selain itu, Jagoan Hosting juga dianugerahi Best Ecommerce pada ajang pemilihan website kreatif, Sparxup Awards 2011.


Nah, sederet prestasi tadi, tentu membuat kita yakin dengan keandalan Jagoan Hosting. Kita pun paham, bahwa deretan penghargaan tersebut bukanlah didapat dengan keberuntungan, melainkan kerja keras dan dedikasi tinggi. Singkat kata, pembuktian tersebut menjadi tanda bahwa Jagoan Hosting adalah penyedia hosting yang terpercaya.
Akhir kata, supaya tambah yakin, segera kunjungi website Jagoan Hosting di sini. Kalian juga bisa menyimak testimoni Rifky Setyan Ananta, pemilik dewihijab.com yang sukses meroketkan bisnisnya bersama Jagoan Hosting lewat video di bawah ini.




“Mas, jadi apa yang harus saya perbuat untuk menghasilkan tulisan dan konten yang menarik?” tanya salah satu peserta. Pertanyaan itu merupakan pamungkas sesi tanya jawab sekaligus mengakhiri rangkaian presentasi saya pada hari itu.
“Kuncinya, jujur pada diri sendiri,” tutur saya memulai jawaban. “Saya yakin, sebenarnya kita sendiri paham, apakah tulisan kita sudah baik, benar, dan menarik. Tatkala bersumber dari hati dan pikiran yang ikhlas, serta didukung oleh kemauan memilih kata yang baik dan benar, saya yakin tulisanmu sudah menarik.”
“Yang jadi masalah hanya satu. Sudikah kalian membuka KBBI tatkala menganggit tulisan? Maukah kalian mencari padanan kata atau thesaurus supaya runtutan paragraf tidak membosankan?” Saya balas dengan pertanyaan supaya ia bisa tergugah untuk berpikir sejenak.
“Singkat kata, kalian harus bisa menempatkan kemauan di atas kemalasan. Karena sesungguhnya, hanya satu yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kekeliruan pada tulisan kita. Yaitu penyakit naluriah bernama malas. Itu saja,”
***
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Review #SobatJagoan edisi Maret 2019 yang diselenggarakan oleh Jagoan Hosting.
Foto, gambar, ikon, vektor, dan grafis bersumber dari koleksi pribadi, Jagoan Hosting, dan situs langganan berbayar Envato Market, di mana penulis terdaftar sebagai anggotanya dan memiliki hak untuk menggunakannya. Setiap gambar yang ditampilkan dalam artikel ini diolah secara mandiri oleh penulis. Sedangkan video bersumber dari saluran YouTube Jagoan Hosting.

24 comments:

  1. Luar biasa, saya selalu kagum kalau baca tulisan-tulisan mas Nodi. Bisa enak yah dibaca sampai selesai! Tapi seumur-umur saya baru denger kata 'menganggit,' saya sampe harus googling dulu buat cari artinya. Btw ada rencana untuk bagi-bagi slide "Resep Meracik Kata"-nya gak yah mas?

    Sekalian sedikit koreksi, di kalimat "Untuk urusan domain murah, Jagoan Hosting mengemasnya dalam paket bernama Hosting Kece." harusnya mungkin hosting murah mas, bukan domain murah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, bisa aja, Kakak ini. Hehe. Mungkin karena tulisan ini bersumber dari pengalaman pribadi, sehingga bisa enak dibaca. Semoga bermanfaat dan menyenangkan ya, Kak.

      Terima kasih atas koreksinya, Kak. Benar sekali. Baru sekarang artikel saya dipelototi serinci ini.

      Akan saya perbaiki setelah pengumuman ya, Kak. Karena artikel ini diikutsertakan dalam lomba dan tenggat waktu pendaftaran telah berakhir. Tidak etis kalau saya koreksi sekarang.

      Akhir kata, terima kasih sudah mampir kemari dan berkenan meluruskan kekeliruan saya. Salam hangat.

      Delete
  2. Saya kira ada foto saya di situ hehe. Moga sukses Mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tadinya mau saya tampilkan, Mas. Hanya saja khawatir jadi terlalu panjang. Hehe.

      Terima kasih sudah mampir kemari, Mas. Salam hangat.

      Delete
  3. Saya sih masih jauh kemampuan menulis Bahasa Indonesia baik dan benar ketika di blog...
    Share lebih banyak lagi dong kak Resep Meracik Kata, pengen belajar lebih banyak juga����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pun masih belajar, Kak. Hehe. Siap. Nanti kalau momennya tepat, saya tulis artikel lagi tentang bahasa Indonesia.

      Delete
  4. Mantap kang nody.. jagoan hosting emang bagus ya.. kebetulan pengen pindah hosting nih.. semoga bisa deh.. biar semakin oke oce web nya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Teh. Selain bagus, Jagoan Hosting juga murahnya ga nyantai. Hehe. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.

      Delete
  5. Saya tiap baca tulisan mas Nodi untuk kompetisi langsung geleng-geleng. Ciut. Mahir sekali merangkai cerita. Keren. Pengen suatu saat belajar lebih dalam dengan mas nodi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Semoga tulisan saya bermanfaat ya, Kak. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.

      Delete
  6. Infografis keren, kata yang mudah dicerna, alur cerita yang mudah dipahami hanya di www.nodiharap.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah. Mas Teguh sepertinya ahli mempromosikan blog, nih. Hehehe. Semoga bermanfaat ya, Mas. Terima kasih dan salam hangat.

      Delete
  7. Secuil pengalaman yang sangat mengesankan, Bang Nodi. Kapan ya bisa berbagi di tempat kami? Kejelian memilih sudut pandang dan kecermatan berbahasa selalu berbuah manis. Apalagi didukung Jagoan Hosting, jadi makin cakep deh!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya masih penasaran bertemu dengan Mas Rudi. Hehe. Semoga bisa dalam waktu dekat, ya. Amin. Terima kasih sudah mampir kemari, Mas. Salam hangat.

      Delete
  8. Sy juga baru dapat kata baru nih dari mas nodi. Menganggit. Keren mas terinspirasi untuk rajin buka kbbi agar tulisan tdk membosankan. Saran yang sangat cerdas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Semoga kosakata barunya bisa dipakai untuk artikel selanjutnya ya, Kak. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.

      Delete
  9. Wah gila keren banget artikelnya, saya belajar banyak juga buat kepenulisan dari artikel ini. Ada kisah motivasinya buat saya makin semangat juga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bermanfaat ya, Ko. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.

      Delete
  10. Kak Nodi...
    Saya selalu suka cara Kak Nodi mengemas cerita. Selalu menarik.
    Saya termasuk blogger baru yang juga sedang belajar menata Bahasa Indonesia dengan baik, tapi saya lakukan secara perlahan.

    Pada Era Revolusi Industri 4.0 saat ini, kemampuan berbahasa Generasi Milenial mulai berkurang. Hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa menulis dan membaca. Banyak cerita di antara teman-teman saya sebagai pendidik dan saya sendiri juga sempat mengalaminya, pasti ada satu atau dua siswa yang chatting dengan bahasa seperti kepada temannya. Kami geram, tapi ya memang itu kenyataannya. Hanya sekarang bagaimana cara kita mengajak mereka berbahasa dengan baik dan benar.

    Oh ya, Jagoan Hosting ternyata ada di Malang. Penasaran dengan jasa yang diberikan oleh Jagoan Hosting.

    Mungkin next time, jika saya membutuhkan, saya bisa mencoba di Jagoan Hosting.

    Terima kasih Kakak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Semoga tulisan saya membawa manfaat untukmu ya, Kak.

      Sebenarnya generasi milenial sering menulis dan membaca. Hanya saja, mereka lebih sering menulis dan membaca status di media sosial, ketimbang tulisan atau karya fenomenal.

      Tapi tidak apa-apa. Yang penting kita tetap gigih belajar bahasa Indonesia dengan benar, dan terus menghasilkan artikel yang baik dan bermanfaat. Itu saja.

      Terima kasih sudah mampir kemari, Kak. Salam hangat.

      Delete
  11. salah satu masalah selain pemilihan kosa kata yang lebih mengena adalah pemilihan judul juga mas, sedikit curhat ceritanya sih ini saya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau judul, selera penulis saja, Mas. Sepanjang menggunakan kosakata yang benar, tidak apa-apa. Yang penting isinya bermanfaat dan tidak menyesatkan. Salam hangat.

      Delete
  12. Saya selalu kagum saat membaca tulisan Mas Nodi. Dari judulnya aja udah langsung bikin saya salah fokus dan auto baca artikelnya. Salam hangat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Mba. Wah, jangan salah fokus. Judulnya menggambarkan isinya, kok. Hehehe. Salam hangat.

      Delete