Beranda

Navigation Menu

Nasi goreng Banjar Eka Rasa, Bikin Kamu Ketagihan Luar Biasa


Siapa yang pernah makan nasi goreng? Saya berani bertaruh, pasti kalian semua angkat tangan. Yup, nasi goreng selalu tersaji di setiap daerah, baik di kota maupun di desa. Kelasnya pun berbeda-beda. Mulai dari kelas gerobak keliling, hingga kelas hotel bintang lima.
Untuk membuat kuliner yang satu ini, sebenarnya sangat sederhana. Hanya membutuhkan nasi putih yang kemudian digoreng.
Namun, jangan pernah memandang sebelah mata. Berbagai variasi bumbu, rasa, dan topping nasi goreng menyuguhkan berjuta rasa. Ada yang pedas, asin, manis, dan berbagai jenis rasa lainnya. Saking memikatnya cita rasa nasi goreng, CNN menobatkannya sebagai World’s 50 Best Food pada tahun 2018.
Nah, bicara tentang nasi goreng, sama saja bicara tentang Indonesia. Nasi goreng telah menjadi warisan kuliner khas nusantara. Berbagai daerah di Indonesia menyajikan menu nasi goreng yang khas. Salah satunya adalah nasi goreng banjar, jagoan kuliner asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ada satu tempat yang saya rekomendasikan bagi kalian yang penasaran ingin mencicipi kenikmatan nasi goreng banjar. Namanya nasi goreng banjar Eka Rasa. Lokasinya terletak di pusat kota Banjarmasin. Tidak jauh dari aliran sungai Barito, tepatnya di Jalan Pangeran Antasari Nomor 142, Pekapuran Laut, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.
Jangan khawatir kesasar. Nasi goreng Eka Rasa merupakan salah satu tempat yang direkomendasikan oleh mesin pencari artificial inteligent Google. Hingga artikel ini dibuat, ratingnya mencapai 4,3. Oleh karenanya, tidak sulit untuk mencari lokasinya lewat smartphone.
Berbeda dengan nasi goreng dari daerah lain, nasi goreng banjar terkenal dengan warna merahnya karena dimasak dengan saos tomat. Bagi sebagian orang, mungkin sudah takut duluan ketika melihat warnanya. Namun, jangan khawatir karena nasi goreng banjar sejatinya tidak terlalu pedas.
Rasa bumbunya pun terbilang pas. Tidak terlalu asin seperti nasi goreng mandarin, atau terlalu manis layaknya nasi goreng jawa. Yang membedakan, di nasi goreng Eka Rasa kalian bisa memilih topping sesuai keinginan kalian. Ada bakso, pete, daging ayam, atau telur mata sapi. Nikmat, bukan?
Saya sendiri memilih campuran topping berupa pete, daging ayam, dan telur. Ditambah dengan sedikit sayuran, beberapa irisan timun, sejumput kerupuk udang, dan--yang paling penting--sambal pedas khas Banjarmasin, bernama sambal acan banjar. Satu kata untuk menggambarkan rasanya: ciamik!
Kalau kata orang banjar, tidak lengkap makan nasi goreng tanpa sambal acan. Acan sendiri berasal dari bahasa banjar, yang berarti terasi. Yup, sambal acan adalah sambal yang terbuat dari terasi. Diracik menjadi satu dengan cabe merah besar, cabe rawit, tomat, bawang merah, bawang putih, dan mangga muda.
Sambal acan inilah yang membedakan nasi goreng banjar dengan nasi goreng daerah lainnya. Bagi kalian yang takut pedas, saya sarankan jangan mengambil banyak-banyak, karena rasanya bikin mulut huh-hah.
Untuk urusan harga, tenang saja. Nasi goreng banjar Eka Rasa sangat bersahabat dengan kantong. Cukup membayar Rp25 ribu, kalian bisa kenyang menikmati nasi goreng banjar, lengkap dengan es teh manis.
Bila kalian ingin ke sini, saya sarankan jangan membawa mobil. Tempat parkirnya terbilang minim. Sepeda motor atau ojeg online mungkin bisa menjadi moda transportasi yang cocok. Pastikan kalian berkunjung pada malam hari, karena nasi goreng Eka Rasa buka mulai pukul 7 malam hingga 3 pagi.
Tempatnya memang terbilang sederhana. Dijajakan di pinggir jalan, dengan menggunakan tenda dan gerobak. Kapasitas tempat duduknya pun hanya dapat menampung 15 hingga 20 orang. Namun demikian, jangan pernah meragukan rasa nasi gorengnya. Dijamin bikin kalian ketagihan luar biasa.
Oh, ya satu lagi. Bagi kalian yang mengaku generasi millennial, jangan hanya makan di restoran internasional. Yuk, biasakan menyantap kuliner lokal. Selain murah dan mudah, kalian juga turut serta dalam upaya melestarikan warisan kuliner nasional. Jadi, kalau sedang travelling ke Banjarmasin, jangan lupa mampir ke nasi goreng banjar Eka Rasa, ya!
Akhir kata, bon appetit!
***

2 komentar:

Kembali Move-On Bersama Natsbee Honey Lemon


Rambut lebat tersisir rapi ke belakang. Tanda pengenal karyawan mantap dikalungkan. Tas gemblok berisi laptop telah dipanggul dengan nyaman. Tidak lupa, kunci sepeda motor pun sudah aman dalam genggaman.
Ketika baru menginjak halaman, tiba-tiba terdengar suara istri memanggil lembut dari kejauhan.
“Sayang, sebelum berangkat ke kantor, jangan lupa minum NATSBEE Honey Lemon-nya.”



Praktis Menangkis Polusi Udara
Ah, senangnya punya istri yang pengertian. Ia tahu bahwa suaminya akan menempuh perjalanan panjang. Demi mencari nafkah yang halal, setiap pagi saya harus berjibaku dengan kerasnya jalanan ibukota.
Bagi kalian yang juga tinggal di Jakarta, pasti pernah mengalaminya. Asap kendaraan dan polusi udara tersebar di setiap sudut jalan. Ditambah dengan kemacetan yang sudah menjadi cerita keseharian. Apalagi pada saat jam masuk kantor. Rasanya, sungguh melelahkan.
Sebagai pengendara roda dua, risiko terpapar polusi udara tentu akan lebih tinggi. Gas buang kendaraan mengandung berbagai zat kimia beracun yang sangat berbahaya. Tanpa disadari, asap kendaraan dengan mudahnya dapat terhirup oleh siapa saja.
Dalam jangka panjang, paparan asap kendaraan bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Antara lain kerusakan saluran pernapasan, asma, kanker paru, serta mengganggu kerja saraf dan otak. Meskipun kita sudah mengenakan masker, tetap saja risiko terhirupnya polusi udara tidak bisa benar-benar dihilangkan.
Agar tidak gampang sakit karena paparan polusi udara, dan tetap aktif menjalani rutinitas padat sehari-hari, saya harus mengonsumsi makanan bergizi. Itulah mengapa, sejak dulu istri selalu menyarankan saya untuk minum madu dan perasan lemon.
Lemon mengandung zat antioksidan yang sangat baik bagi tubuh. Lemon terbukti berkhasiat mengobati flu dan batuk, masalah pendengaran, serta keluhan batu ginjal. Selain itu, lemon juga bisa melancarkan buang air kecil dan membuang racun yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sama halnya dengan lemon, madu juga memiliki berbagai manfaat. Selain baik bagi kesehatan, madu juga sangat efektif untuk menyembuhkan batuk, asma, diare, dan berbagai masalah pencernaan lainnya.
Satu sendok madu dan setengah irisan lemon di pagi hari, dapat menjadi cara yang baik untuk mengeluarkan racun jahat dari dalam tubuh. Apalagi ditambah dengan proses detoksifikasi alami, yang sebelumnya telah berlangsung pada saat kita tidur di malam hari.
Meski punya segudang manfaat, sayangnya campuran madu dan lemon kurang praktis untuk bisa dikonsumsi kapan saja. Apalagi bagi kalian yang berprofesi sebagai karyawan kantoran seperti saya.
Tidak mungkin kan, datang ke kantor sembari membawa madu dan lemon?
Untuk urusan ini, saya sungguh beruntung. Selain pengertian, istri saya juga cerdas. Ia mengenalkan saya dengan NATSBEE Honey Lemon. Minuman Madu Lemon buatan Pokka ini, mampu menghadirkan segala kebaikan madu dan lemon asli.
Pasti sudah tidak asing lagi dong dengan Pokka? Yup, perusahaan ternama asal Jepang ini adalah pemimpin pasar untuk berbagai jenis produk minuman. Bahkan, lembaga riset pasar internasional, Nielsen Market Track, menempatkan Pokka pada peringkat pertama untuk beberapa kategori minuman, salah satunya NATSBEE Honey Lemon.
Selain nikmat, NATSBEE Honey Lemon berguna untuk mengembalikan kesegaran, serta membersihkan zat-zat berbahaya dari dalam tubuh. Oleh karenanya, tubuh akan terasa fit dan tidak gampang sakit. Cocok untuk menjadikan hari aktif kalian semakin #AsikTanpaToxic.

Jaga Produktivitas Selama Bekerja
Pagi ini pun sama. Diiringi dengan segenap cinta, istri kembali menyediakan NATSBEE Honey Lemon untuk saya. Tanpa pikir panjang, saya langsung meminumnya hingga habis tak bersisa. Apalagi disajikan dingin-dingin, membuat segarnya menjadi tambah berasa.
Untuk menemani hari saya di kantor, tidak lupa istri menyelipkan sebotol NATSBEE Honey Lemon di saku sisi tas. Sebotol NATSBEE Honey Lemon, berisi 450 ml kebaikan madu dan lemon alami. Dikemas secara praktis, sehingga hemat tempat dan mudah dibawa ke mana saja.
Tak perlu repot-repot, langsung move-on menuju kantor.
Segudang aktivitas sudah menunggu saya di kantor. Begitu sampai ke meja kerja, saya langsung tercebur ke dalam kumpulan data dan statistik ekonomi. Oh ya, saya bekerja sebagai analis di sebuah lembaga negara.
Sebagai seorang analis, saya memiliki banyak tugas yang harus dihadapi. Mulai dari menyiapkan analisa untuk atasan, hingga membuat bahan presentasi untuk keperluan sosialisasi dan publikasi. Dalam beberapa kesempatan, saya juga kerap ditugaskan untuk menghadiri rapat, serta turun lapang demi melihat langsung geliat aktivitas ekonomi di berbagai sektor industri.
Selain pekerjaan rutin sehari-hari, saya juga aktif sebagai anggota redaksi majalah internal kantor. Bersama anggota redaksi yang lain, sebulan sekali kami menggelar rapat redaksi. Tujuannya untuk menentukan tema yang akan diangkat, dan berbagi tugas mengisi artikel.
Tuntutan pekerjaan yang datang bertubi-tubi kerap membuat saya stress. Apalagi jika dari seberang ruangan, si bos sudah mewanti-wanti, “saya gak mau tahu, pokoknya hari ini harus selesai!”
Nah, kalau sudah pakai kata ‘pokoknya’, tidak ada pilihan lain selain ikhlas kerja lembur untuk mengejar deadline. Alhasil, mata saya pun harus memelototi deret angka yang tersaji di layar laptop. Mencoba mencari makna ekonomi yang tersembunyi di baliknya, untuk kemudian disajikan dalam sebuah analisa.
Kalau sudah seperti ini, biasanya saya duduk anteng di depan meja. Waktu pun menjadi terasa cepat berlalu. Tanpa sadar, punggung terasa pegal karena terlalu banyak duduk.
Untungnya saya melihat NATSBEE Honey Lemon tersembul dari saku sisi tas kerja. Entah mengapa, dominasi warna kuning pada kemasannya sangat membangkitkan selera. Karena penasaran, saya pun mencoba mencari alasannya.
Menurut berbagai literatur yang saya baca, warna kuning sejatinya menggambarkan keceriaan, bahagia, enerjik, dan optimisme. Pantas saja! Mata ini seakan kembali segar dengan melihat cerahnya warna NATSBEE Honey Lemon. Tanpa pikir panjang, saya pun segera meminumnya.
Kebaikan madu dan lemon alami yang dimiliki NATSBEE Honey Lemon, mampu menghilangkan stress akibat tuntutan pekerjaan. Selain itu, kandungan Vitamin C di dalamnya, berkhasiat untuk memperbaiki mood, meningkatkan kesehatan mata, dan mencegah penuaan dini.
Sangat cocok bagi karyawan kantoran yang cenderung memiliki gaya hidup tidak sehat, stress, dan polusi.
NATSBEE Honey Lemon seketika mengembalikan energi tubuh. Stress hilang melayang, mood kembali meningkat pesat, dan tugas terasa semakin ringan. Alih-alih hingga larut malam, ternyata tugas sudah rampung jelang sore hari.
Berkat NATSBEE Honey Lemon, produktivitas meningkat, bos pun tersenyum puas. Saatnya kembali pulang ke rumah.
Dekapan polusi udara langsung menerjang saat saya berkendara pulang. Pada jam pulang kantor, biasanya intensitas kendaraan meningkat tidak karuan. Alhasil, jalanan lebih macet ketimbang pagi hari. Apalagi ditambah dengan bunyi klakson yang terkadang memekakkan telinga.
Ah, akhirnya. Setelah 30 menit berjibaku dengan padatnya lalu lintas, saya pun sampai di rumah. Senyum dan pelukan istri segera menyambut saya di depan pintu masuk.
Memang, tidak ada yang lebih indah dari kasih sayang seorang istri, batin saya berkata.

Kembali Move-On saat Jalani Profesi Ganda
Sambil membuatkan makan malam, sang istri kembali menyediakan saya sebotol NATSBEE Honey Lemon yang baru saja dikeluarkannya dari dalam lemari es. Sesuai dengan petunjuk yang tertera di dalam kemasannya: disajikan dingin lebih nikmat!
Sebotol NATSBEE Honey Lemon seketika kembali membuat badan terasa segar. Nikmat tiada tara. Apalagi setelah macet-macetan sepanjang perjalanan pulang. Perpaduan lemon dan madu aslinya, mampu mengikat zat-zat berbahaya di dalam tubuh, lalu membuangnya. Sangat cocok untuk Bersihkan Hari Aktifmu.
Namun demikian, bagi saya, hari belum berakhir sepulang kerja. Mengapa? Karena saya memiliki profesi ganda.
Ya, saya juga seorang blogger aktif sejak tiga tahun yang lalu. Memang tidak mudah menjalani profesi ganda, sebagai karyawan sekaligus blogger berprestasi. Selain harus pandai memilah waktu, saya juga harus menjaga kesehatan agar tetap fit untuk memproduksi tulisan yang berkualitas.
Karena waktu pagi hingga sore hari telah saya dedikasikan untuk kantor, maka praktis saya hanya memiliki waktu di malam hari untuk menulis blog. Apalagi jika dikejar deadline kompetisi blog, atau ada artikel yang harus segera diselesaikan. Terkadang saya pun harus menulis hingga dini hari.
Motivasi terbesar bagi saya untuk menulis blog adalah menyebarkan berita positif. Saya percaya, bahwa dengan menulis konten positif, kita mampu menginspirasi banyak orang. Atau minimal sekedar menambah wawasan pembaca.
Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu saya bersama 7 orang blogger dari berbagai daerah di Indonesia, diminta untuk mempublikasikan hasil riset sebuah lembaga penelitian terbaik di Indonesia. Tentu dengan gaya bahasa yang popular, agar hasil riset lebih mudah dipahami masyarakat awam.
Di situ, saya merasa bersyukur sekaligus bangga. Karena melalui tulisan, saya bisa membantu banyak orang untuk memahami hasil riset yang jelimet, dengan aksara yang lebih mudah dicerna.
Alasan kedua, menulis blog bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Jumlahnya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Lumayan, hitung-hitung menambah uang jajan bagi istri tercinta.
Demikianlah sekilas cerita hari aktif saya. Bagaimana dengan hari aktifmu?

Enam Alasan Mengapa Kalian Harus Mencoba NATSBEE Honey Lemon
Nah, bagi kalian yang memiliki segudang aktivitas harian yang sangat padat, saya sangat menyarankan agar selalui sedia NATSBEE Honey Lemon. Mengapa? Bagi saya, NATSBEE Honey Lemon setidaknya memiliki enam keunggulan. Yuk, kita simak.

1.    Enak dan Menyegarkan
Rasa Minuman Madu Lemon ini, seperti perpaduan antara manis dan asam. Enak lagi menyegarkan. Sangat tepat diminum pada siang hari yang panas. Apalagi bila disajikan dingin, atau ditambah dengan batu es. Saya jamin membuat kalian pasti ketagihan.

2.   Mutu Terjamin sehingga Aman Dikonsumsi
Sebagai perusahaan ternama, Pokka sangat menjaga kualitas produksinya. NATSBEE Honey Lemon diproduksi dengan mematuhi regulasi dan persyaratan keamanan pangan, sehingga menghasilkan sebuah minuman yang higienis dan aman untuk dikonsumsi. Namun demikian, jangan lupa mengecek tanggal kadaluarsanya, ya!

3.   Baik Bagi Tubuh dan Kesehatan
Segala kebaikan madu dan lemon asli terkandung dalam sebotol NATSBEE Honey Lemon. Sudah terbukti bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan, karena mampu mengikat zat beracun dalam tubuh, kemudian mengeluarkannya. Mengembalikan kesegaran tubuh dan menjadikan hari kalian #AsikTanpaToxic.

4.   Kaya akan Vitamin C
Satu botol NATSBEE Honey Lemon, ternyata cukup untuk memenuhi kebutuhan Vitamin C dalam sehari. Vitamin C dikenal bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karenanya, dengan meminum NATSBEE Honey Lemon, badan tetap fit dan tidak gampang sakit, sehingga siap menjalani aktivitas yang padat sekalipun.

5.   Praktis dan Mudah Dibawa ke Mana Saja
NATSBEE Honey Lemon dikemas dalam botol plastik yang praktis. Isinya setara dengan 450 ml, sehingga mudah untuk dibawa ke mana saja. Tinggal pilih, mau disimpan di dalam tas, atau ditenteng dalam genggaman tangan.

6.   Harga Terjangkau, Dijamin Tidak Bikin Bengkak Pengeluaran
Ini dia yang penting. Terutama bagi para bunda yang sangat pandai dalam urusan hitung menghitung pengeluaran rumah tangga. Tenang saja, harga NATSBEE Honey Lemon sangat terjangkau. Hanya Rp5.900,00 per botol. Murah, kan? Selain murah, NATSBEE Honey Lemon juga mudah diperoleh. Kalian dapat membelinya di gerai minimarket di seluruh Indonesia.

Penutup
Dengan segala kebaikannya, NATSBEE Honey Lemon mampu menjadi senjata andalan saya untuk kembali move-on dalam menjalani profesi ganda. Tidak masalah seberapa padatnya aktivitas kalian, NATSBEE Honey Lemon mampu mengembalikan kesegaran tubuh dan menjadikannya bersih kembali.
Alhasil, produktivitas terjaga, badan tetap fit dan tidak mudah sakit. Oleh karenanya, segera jadikan hari aktif kalian tambah #AsikTanpaToxic bersama NATSBEE Honey Lemon!
Sebagai penutup dan supaya kalian tambah yakin, yuk kita saksikan videonya di bawah ini.

***
Artikel ini diikutsertakan dalam NATSBEE Honey Lemon Blog Competition.

3 komentar:

Cukai Likuid Vape untuk Indonesia Makin Baik



Pro dan kontra mewarnai diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau mulai 1 Juli 2018. Regulasi tersebut mengatur kewajiban tarif cukai bagi produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) sebesar 57% dari harga jual eceran yang diajukan oleh pengusaha pabrik hasil tembakau atau importir.
Pengusaha vape wajib tunduk pada aturan tersebut, mengingat bahan bakunya berasal dari likuid vape yang termasuk salah satu jenis HPTL. Sebelumnya, tarif cukai tidak dikenakan bagi produk likuid vape.
Bisnis vape di Indonesia berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Prospek bisnis vape juga semakin menjanjikan seiring dengan meningkatnya pengguna vape. Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mencatat bahwa jumlah toko vape di dalam negeri mencapai tidak kurang dari 3.500 toko.
Di Jakarta saja, diperkirakan ada lebih dari 40.000 pengguna vape, dengan tingkat konsumsi likuid vape sebanyak 40.000 botol per bulan. Bisnis vape juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian, karena membuka lapangan kerja baru bagi lebih dari 10.000 tenaga kerja.



Di sisi lain, penetapan tarif cukai akan berdampak pada meningkatnya harga jual vape secara signifikan. Tekanan paling tinggi diprediksi akan dialami oleh pengusaha vape skala kecil, mengingat adanya keterbatasan modal untuk menjaga kontinuitas produksinya.
Hal ini dikhawatirkan akan membuat bisnis vape menjadi layu sebelum berkembang, dan berdampak kontradiktif terhadap pengembangan ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), berkewajiban untuk memastikan pengendalian konsumsi barang kena cukai, disamping harus menjaga iklim ekonomi yang kondusif dan berkeadilan.
Oleh karena itu, timbul satu pertanyaan penting yang perlu segera dijawab. Bagaimana peran DJBC dalam menyeimbangkan antara kelangsungan industri dan pengendalian konsumsi vape pasca diberlakukannya penetapan tarif cukai HPTL, guna menjadikan Indonesia semakin baik?

Antara Bahaya dan Manfaat
Secara filosofis, cukai merupakan salah satu instrumen pemerintah dalam rangka membatasi konsumsi suatu barang tertentu di suatu negara. Sifat dan karakteristik barang kena cukai biasanya berdampak merugikan bila dikonsumsi oleh masyarakat luas, sehingga peredarannya perlu dibatasi. Sebagaimana UU No.15 Tahun 1995 tentang Cukai, ada tiga jenis barang kena cukai yang diatur oleh pemerintah, yaitu etanol, minuman beralkohol, dan hasil tembakau.
Pembatasan konsumsi vape oleh pemerintah sejatinya memang diperlukan. Sama seperti produk tembakau lainnya, likuid vape juga memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Hasil penelitian University of North Carolina menunjukkan bahwa kandungan nikotin yang dimiliki likuid vape akan memberikan dampak buruk bagi paru-paru.
Bahkan, National Institute of Public Health Jepang telah membuktikan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan likuid vape, lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2013 telah merilis rekomendasi terkait konsumsi vape, yang intinya membatasi penggunaan, penjualan, dan promosi vape, serta melarang penyebutan vape lebih sehat dibandingkan dengan rokok.
Sejalan dengan rekomendasi tersebut, berbagai negara di dunia seperti Rusia, Portugal, Italia, Latvia, Irlandia Utara, Korea Selatan, Skotlandia, dan Wales mulai menetapkan pajak terhadap konsumsi vape.



Di lain sisi, pemerintah tidak bisa menafikan kenyataan bahwa bisnis vape memang tengah berkembang dengan sangat pesat. Research and Market (2017) dalam laporannya memproyeksikan tingkat pertumbuhan penjualan rata-rata vape per tahun di seluruh dunia akan berkisar di angka 20,8% per tahun, hingga mencapai 61,4 juta Dolar AS pada tahun 2025.
Tidak terkecuali di Indonesia, geliat bisnis vape juga tumbuh subur, terutama didorong oleh tingginya minat kaum millennial dalam mengonsumsi vape.
Dengan memperhatikan berbagai fakta tersebut, kebijakan penetapan tarif cukai likuid vape akhirnya diambil sebagai jalan tengah oleh pemerintah. Ini menegaskan langkah nyata pemerintah bahwa bisnis vape harus tetap berjalan, namun memerlukan pengaturan yang lebih ketat agar risiko kesehatan masyarakat dapat diminimalkan.
Peran DJBC selaku otoritas cukai, menjadi sangat penting guna memastikan agar kebijakan tersebut mampu diimplementasikan sesuai dengan tujuannya.

Menjaga Keseimbangan
Sejumlah langkah lanjutan telah ditempuh DJBC untuk memastikan kebijakan penetapan tarif cukai vape, mampu memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh pihak. Tidak hanya bagi pelaku bisnis vape, namun juga bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Pertama, DJBC telah memberikan pemahaman kepada pelaku bisnis vape, bahwa penetapan tarif cukai sebesar 57%, dilakukan berdasarkan empat parameter, yaitu aspek kesehatan, industri, daya beli masyarakat, serta potensi menjadi barang ilegal. Artinya, penentuan tarif telah dilakukan dengan pertimbangan yang lengkap dan komprehensif.
Jika dibandingkan dengan negara lain, tarif cukai likuid vape di Indonesia relatif lebih rendah. Misalnya Rusia dengan tarif sebesar 81,17% atau Portugal dengan tarif sebesar 62,92%. Selain itu, tarif cukai vape telah mempertimbangkan tarif cukai produk tembakau lainnya seperti sigaret mesin yang dipatok sebesar 54%-56%.
Besaran tarif cukai vape yang sedikit lebih tinggi dibanding sigaret mesin, ditetapkan dengan pertimbangan bahwa sebagian besar konsumen vape merupakan kelas menengah. Dengan demikian, besaran tarif cukai vape diharapkan mampu menjadi titik keseimbangan yang adil antara kelangsungan industri vape dengan kesehatan masyarakat.



Kedua, DJBC memberikan relaksasi bagi pabrikan likuid vape berupa perpanjangan waktu pengenaan tarif cukai likuid vape hingga 1 Oktober 2018 mendatang. Langkah ini ditempuh agar tidak terjadi market shock.
Serta memberikan waktu bagi pabrikan vape untuk melakukan penyesuaian guna mematuhi aturan tarif cukai baru. Setelah masa relaksasi berakhir, maka seluruh likuid vape yang mengandung tembakau sudah dijual dengan kemasan yang berpita cukai.
Ketiga, DJBC melakukan langkah ‘jemput bola’ dengan memberikan izin perdana berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) kepada sejumlah pengusaha pabrik likuid vape pada 18 Juli 2018. Ini merupakan sinyal yang jelas bagi pelaku usaha likuid vape, bahwa peredaran vape kini telah diatur oleh pemerintah berdasarkan ketentuan hukum.
Langkah ini diapresiasi oleh industri vape. Dalam keterangan pers yang dikutip dari laman resmi DJBC, asosiasi vape seperti Asosiasi Pengusaha e-Liquid Mikro (APeM) dan APVI menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada DJBC.
Dengan adanya izin NPPBKC, keberadaan industri vape kini telah diakui. Mereka memandang optimis prospek bisnis vape di Indonesia, serta siap menyukseskan program pemerintah.
Pemberian izin perdana bagi pemilik pabrik likuid vape merupakan puncak dari sebuah gunung es. Sebelumnya, DJBC telah melakukan upaya sosialisasi ketentuan penetapan tarif cukai likuid vape secara intensif. DJBC juga membimbing pelaku usaha agar mengetahui dan mematuhi setiap persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan NPPBKC. Inisiatif DJBC tersebut akhirnya berbuah manis.
Keempat, penetapan tarif cukai likuid vape yang dilakukan DJBC memberikan jaminan perlindungan bagi masyarakat dari konsumsi barang yang berdampak buruk bagi kesehatan. Langkah penetapan tarif cukai likuid vape menegaskan bahwa DJBC akan selalu ada untuk melindungi masyarakat dari bahaya likuid vape.
Terutama bagi kaum millennial yang berperan sebagai generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa Indonesia berada di pundak mereka, sehingga perlu terus dijaga demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Terakhir, penetapan cukai likuid vape yang dilakukan DJBC merupakan sumber penerimaan negara baru. Dalam keterangannya kepada media, DJBC menjelaskan bahwa potensi penerimaan cukai likuid vape cukup besar, yaitu mencapai Rp2 triliun per tahun.
Penerimaan negara ini dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Seperti pembangunan infrastruktur yang kini sedang menjadi prioritas utama. Sebagai contoh, anggaran sebesar Rp2 triliun mampu digunakan untuk membangun Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati yang baru diresmikan bulan Juni 2018 lalu.
Artinya, dengan tambahan sumber penerimaan negara yang berasal dari cukai likuid vape, pemerintah memiliki ruang gerak yang lebih longgar untuk memastikan berjalannya pembangunan ekonomi demi kemajuan rakyat Indonesia.



Kebijakan penetapan tarif cukai likuid vape merupakan wujud nyata DJBC untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Melalui berbagai langkah lanjutan yang telah ditempuh, DJBC memberikan keyakinan bahwa penetapan cukai likuid vape, mampu menjadi titik tengah yang seimbang antara kontinuitas bisnis likuid vape, kesehatan masyarakat, sumber penerimaan negara baru, dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Akhir kata, sudah sepantasnya kita patut mengapresiasi dan mendukung upaya DJBC untuk mewujudkan Indonesia makin baik.
***
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Esai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 2018 serta berhasil meraih Juara 1. Artikel ini juga ditayangkan dalam laman Kompasiana penulis.




0 komentar:

Menyekolahkan itu Lebih dari Sekedar Mengantar Anak ke Sekolah



Beberapa waktu yang lalu senior saya izin terlambat masuk kantor. Alasannya ingin mengantar buah hatinya pada hari pertama sekolah. Selain mengantar, pihak sekolah juga meminta agar orangtua berkenalan secara langsung dengan guru.
Para orangtua kemudian diberikan sesi khusus mengenai program pendidikan anak selama satu semester ke depan. Bahkan katanya, para orangtua diminta pula untuk menuliskan saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan guru dalam mendidik anaknya.
Wah, sekolahnya hebat banget, pikir saya.
Seingat saya dulu ketika sekolah tidak seperti itu. Mulai dari bangku SD hingga SMA, orangtua saya tidak pernah diwajibkan untuk mengantar saya ke sekolah. Kehadiran orangtua hanya diperlukan saban akhir semester untuk menerima rapor.
Tadinya saya berpikir mungkin anaknya disekolahkan di sekolah unggulan. Yang memiliki kurikulum canggih, sampai-sampai harus melibatkan orangtua dalam pendidikan siswa di sekolah.
Namun ketika membuka media sosial dan membaca pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saya menjadi paham. Ternyata pelibatan keluarga dalam setiap penyelenggaraan pendidikan kini harus menjadi nomor satu.
“Tolong diceritakan, apa saja yang perlu diperhatikan terhadap anaknya oleh para guru. Mungkin, ada hal-hal khusus yang berkaitan dengan anaknya, sehingga gurunya mengerti masing-masing kepribadian anak yang akan diasuhnya”, begitu bunyi pesan Muhadjir Effendy kepada para orangtua.







Perkembangan teknologi dan komunikasi melaju dengan sangat cepat. Arus informasi mengalir deras dan mudah diakses siapa saja, termasuk pelajar. Bagai dua sisi mata uang, banyak manfaat yang bisa diambil dari informasi berkonten positif. Namun tidak sedikit pula risiko yang ditimbulkan karena mengakses konten negatif.
Mengutip data Kementerian Komunikasi dan Informasi, sebanyak 65,34% pemilik gawai ternyata adalah remaja dan anak usia dini. Artinya, risiko penyalahgunaan teknologi dan informasi yang paling besar ada pada pelajar. Misalnya anak menjadi malas belajar, sulit konsentrasi, terlibat bullying, kecanduan gim, dan lain-lain. Hal ini yang menjadi tantangan terbesar bagi dunia pendidikan di era kekinian.
Meski belum memiliki anak, saya sadar bahwa mendidik anak sejatinya bukanlah tugas guru semata. Interaksi guru dengan anak boleh jadi sangat terbatas karena hanya dilakukan di lingkungan sekolah. Justru, peran keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, terutama orangtua, memegang peranan yang paling sentral dalam pendidikan anak.
Orangtua merupakan sahabat pertama bagi anak. Mereka pula yang bertugas memenuhi kebutuhan gizi, membangun emosional, menanamkan nilai agama dan moral kehidupan, serta menghadirkan kasih sayang dan rasa aman kepada anak. Selain itu, orangtua jugalah yang pertama mengajarkan anak cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Pentingnya peran orangtua tidak bisa dilepaskan dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia pendidikan zaman sekarang. Para orangtua tidak bisa hanya mengandalkan lingkungan sekolah untuk menjadikan anak cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia. Untuk itu, kesadaran orangtua mengenai perannya dalam pendidikan anak perlu lebih ditingkatkan.






Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan kini telah dilaksanakan di berbagai satuan pendidikan, salah satunya di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Susukan. Dari laman ini, saya mengetahui bahwa SKB Susukan bukan saja mendidik anak, namun juga ikut mendidik para orangtua.
Mendidik orangtua? Iya, mendidik orangtua!

Pendidikan orangtua diwujudkan melalui program kelas orangtua. Para orangtua dibekali berbagai ilmu, salah satunya mengenai metode pengasuhan positif. Misalnya dengan menghindari kata-kata negatif seperti ‘jangan’, ‘tidak’, ‘awas’, ‘diam’, dan sebagainya dalam berkomunikasi dengan anak.
Hal ini penting karena dalam usia dini, anak belajar melalui panca indera. Apa yang didengar dan dilihat akan terekam dalam memori anak. Apabila yang sering didengar adalah kata-kata negatif, maka anak cenderung memiliki perilaku yang negatif pula.
Contohnya, ketika anak mencoret-coret dinding, orangtua diajarkan untuk menggunakan kalimat “ini kertas untuk mencoret-coret”, ketimbang “jangan mencoret dinding”. Ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan dan tingkah laku anak yang positif. Sederhana, namun sarat makna.
Nah, selain mengajarkan metode pengasuhan positif, SKB Susukan juga mengajarkan orangtua mengenai pendidikan anak di era digital. Ini juga sangat penting untuk mencegah anak dari penyalahgunaan teknologi dan informasi, terutama yang disebabkan karena penggunaan gawai dan media sosial.
Bukan melarang anak menggunakan gawai, namun orangtua diwajibkan membimbing anak sehingga risiko negatif akibat konsumsi internet dapat dicegah. Orangtua diajarkan untuk menanamkan budaya positif berinternet kepada anak, dengan tiga langkah mudah.

Pertama, dengan cara membatasi. Tidak semua konten di internet dapat dikonsumsi oleh anak. Tugas orangtua adalah memilih dan memilah konten mana yang dapat diakses oleh anak. Selain itu, waktu penggunaan internet juga harus dibatasi, sehingga anak masih memiliki ruang yang cukup untuk belajar, berolahraga, dan mendapatkan kasih sayang orangtua secara langsung.
Kedua, dengan cara membuat aturan. Ini dimaksudkan agar menumbuhkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam diri anak. Nah, para orangtua bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Mona Ratuliu dalam membuat aturan penggunaan gawai kepada putrinya, Davina, dengan membaca artikel ini.
Mona memberikan aturan kepada Davina agar menggunakan gawai pada saat-saat tertentu saja, yaitu ketika seluruh kewajiban dan tugas sekolah telah diselesaikan. Selain itu, Mona juga membatasi penggunaan gawai hingga jam 8 malam agar Davina masih memiliki waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan orangtuanya dan beristirahat.
Terakhir dan yang paling penting, yaitu mendampingi anak dalam menggunakan internet. Pastikan para orangtua mengetahui situs, informasi, aplikasi, atau media apa saja yang diakses oleh anak. Hal ini diperlukan agar anak hanya mengakses konten yang aman dan positif. Jelaskan pula apa saja manfaat yang bisa diperoleh anak dengan mengakses konten tersebut.
Nah, para orangtua bisa belajar bagaimana cara mendampingi anak di era digital dengan menonton video berikut.

Selain membuka kelas bagi para orangtua, SKB Susukan juga membuka kelas inspirasi yang wajib diikuti anak dan orangtua. Kelas inspirasi menghadirkan profesional, seperti dokter dan polisi, sehingga anak dapat belajar secara langsung dari para ahli yang berada di lingkungan masyarakat.
Melalui kelas tersebut, diharapkan anak dapat mengambil pelajaran dari berbagai profesi, serta menumbuhkan cita-cita, minat, dan bakat di dalam dirinya. Sehingga para orangtua dapat mengetahui dan memfasilitasi anak untuk mengembangkannya.
Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan tidak hanya dilakukan dengan cara tatap muka saja, tetapi juga bisa secara digital. Ini telah dilaksanakan di berbagai satuan pendidikan, contohnya di SMP Negeri 3 Depok yang dapat dibaca melalui artikel ini.
Selain menggelar kelas orangtua setiap tiga bulan sekali, SMP Negeri 3 Depok juga menjalin komunikasi dengan para orangtua dengan memanfaatkan sarana komunikasi digital, yaitu aplikasi Whatsapp (WA). Dengan grup WA, setiap wali kelas akan menginformasikan berbagai hal terkait proses belajar-mengajar, seperti kemajuan akademik dan perilaku siswa, ijin sakit, pelaksanaan ujian, serta ajakan untuk subisidi silang bagi siswa yang tidak mampu.
Para orangtua juga bisa memantau perkembangan anaknya di sekolah dengan mengirim pesan kepada wali kelas melalui WA. Selain itu, sarana komunikasi digital ini juga bisa dimanfaatkan oleh para orangtua jika terdapat sesuatu hal pada anaknya yang perlu mendapat perhatian dari guru di sekolah.
Selain yang telah diuraikan di atas, pelibatan orangtua dalam penyelenggaraan pendidikan juga dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Dikutip dari materi Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, contoh keterlibatan orangtua di sekolah antara lain menghadiri pertemuan rutin dengan wali kelas, menghubungi wali kelas ketika anak tidak masuk sekolah, menjadi narasumber di kelas inpirasi, terlibat dalam paguyuban orangtua, menghadiri pentas akhir tahun ajaran, dan menerima rapor.
Untuk lebih memahami pentingnya pelibatan orangtua di satuan pendidikan, yuk tonton video berikut ini.







Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan telah terbukti memberikan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan dan prestasi anak. Contohnya dapat dilihat dari cerita sukses pasangan asal Sumatera Utara, Henry Ridho dan Laila Sari, dalam mendidik anaknya yang bernama Azzam Habibullah.
Berkat didikan kedua orangtuanya di Sekolah Alam Medan Raya (SAMERA), Azzam mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Saat usianya belum genap 17 tahun, Azzam telah menjadi delegasi Indonesia pada konferensi yang diadakan oleh organisasi nirlaba internasional, Caretakers of the Environment International (CEI), di Oregon Amerika Serikat, tahun 2017 lalu. Bersama dengan lebih dari 200 pemuda dari 40 negara, Azzam bertukar pikiran tentang isu-isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Wah, luar biasa!

Seperti yang sudah sering kita dengar, anak merupakan generasi penerus bangsa. Masa depan Indonesia berada di pundak mereka. Untuk mendidik anak dengan baik, dibutuhkan sinergi yang kuat antara lingkungan sekolah dan keluarga. Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi faktor utama yang tidak boleh alpa guna menjamin cerahnya masa depan bangsa.
Oleh karenanya, di era kekinian, menyekolahkan itu lebih dari sekedar mengantar anak ke sekolah. Semoga artikel ini dapat menginspirasi para orangtua dan calon orangtua (seperti saya) di luar sana.
#sahabatkeluarga

***

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Pendidikan Keluarga yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat dengan tema Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian.

Daftar referensi :
No.
Judul
Sumber
Tautan
1.
Selamat Datang Tahun Ajaran Baru
Instagram Kemendikbud
2.
Digital Parenting
Instagram Kemendikbud
3.
Pelaksanaan Program Pendidikan Keluarga dan Peningkatan Ekosistem pada Satuan Pendidikan UPTD SKB Susukan Tahun 2016
Laman Sahabat Keluarga
4.
Pertemuan Wali/Guru Kelas dengan Orangtua
Laman Sahabat Keluarga
5.
Pengasuhan Positif
Laman Sahabat Keluarga
6.
Mona dan Indra : Batasi Penggunaan Gadget
Laman Sahabat Keluarga
7.
SMPN 3 Depok Buktikan Orangtua Antusias
Laman Sahabat Keluarga
8.
Azzam Dididik Orangtuanya dengan Mengoptimalkan Potensinya (Bag 2)
Laman Sahabat Keluarga
9.
Video Seri Pendidikan Orang Tua: Keterlibatan Orang Tua di Satuan Pendidikan
Youtube Sahabat Keluarga
10.
Seri Pendidikan Orangtua : Mendampingi Generasi Digital
Youtube Sahabat Keluarga



0 komentar: