Beranda

Navigation Menu

Memerangi Kemiskinan Melalui Digitalisasi Pembayaran Zakat dan Wakaf Uang



Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Per Maret 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa masih terdapat 25,95 juta saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Meski membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya, namun jumlah penduduk miskin Indonesia ternyata masih menempati peringkat pertama di Asia setelah India (218 juta orang) dan Tiongkok (30 juta orang).
Salah satu cara memerangi kemiskinan adalah penyaluran zakat dan wakaf yang tepat sasaran. Dengan dukungan 220 juta umat muslim, maka potensi zakat dan wakaf di Indonesia sangatlah besar. Sebab, menunaikan zakat adalah kewajiban bagi umat muslim yang telah memenuhi syarat. Sedangkan wakaf merupakan salah satu amalan yang pahalanya tidak akan terputus, meskipun wakif telah meninggal dunia.


Gairah umat muslim Indonesia dalam berzakat sangatlah besar. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membabarkan bahwa pada medio 2002—2017, dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang berhasil dikumpulkan telah mencapai Rp6,2 triliun. Rata-rata pertumbuhan per tahunnya pun sangat menggembirakan, yakni mencapai 38,02%.
Setali tiga uang, potensi wakaf juga sama besarnya dengan zakat. Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatat jumlah tanah wakaf di Indonesia telah menyentuh angka 435,77 ribu bidang tanah, dengan luas mencapai 4,36 miliar meter persegi. Pemanfaatan tanah wakaf pun beragam, mulai dari masjid (43,74%), musholla (30,13%), sekolah (10,61%), kepentingan sosial lainnya (8,32%), makam (4,23%), hingga pesantren (2,98%).


Tingginya minat berwakaf umat muslim didorong oleh semakin bervariasinya pilihan cara berwakaf. Selain wakaf aset tetap berupa tanah dan bangunan, wakif juga bisa menunaikan wakafnya dalam bentuk uang—atau yang kita kenal dengan istilah wakaf uang.
Melalui wakaf uang, para wakif diperkenankan urun rembug untuk mempercepat pengumpulan dana wakaf. Sesuai syariat, wakaf uang sendiri telah dibolehkan melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 11 Mei 2002, yang kemudian dikukuhkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004.
Besarnya potensi zakat dan wakaf di Indonesia seakan mengonfirmasi laporan Charities Aid Foundation (CAF) yang baru saja dirilis pada bulan Oktober 2018 kemarin. Lembaga donasi internasional asal Inggris itu menempatkan Indonesia pada peringkat teratas World Giving Index untuk pertama kalinya dalam sejarah. Artinya, budaya memberi kita paling kental dibandingkan dengan 145 negara lainnya di dunia.


Melihat berbagai fakta tersebut, ada satu pertanyaan menggelitik yang tersisa. Jika budaya memberi kita paling baik di muka bumi, mengapa 9,82% penduduk kita masih hidup di bawah garis kemiskinan? Ini yang perlu kita pecahkan bersama.

Digitalisasi Layanan Perbankan Syariah

Gairah berbagi yang sudah terbukti, seyogianya harus seiring sejalan dengan perkembangan zaman. Jikalau berbagai industri telah memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan layanan dan pemasarannya, maka pengumpulan zakat dan wakaf uang juga harusnya serupa, agar memaksimalkan ikhtiar menuntaskan kemiskinan di Indonesia.
Untuk mencapai itu semua, perbankan syariah sudah sepantasnya menjadi garda terdepan. Layanan pembayaran zakat dan wakaf uang yang dihadirkan oleh bank syariah, haruslah benar-benar memudahkan para muzakki dan wakif dalam berzakat dan berwakaf. Oleh karena itu, penggunaan digital platform bukan lagi menjadi pilihan, melainkan sebuah kewajiban.
Salah satu contoh digital platform pembayaran zakat dan wakaf uang bisa kita temui pada aplikasi e-Salaam besutan CIMB Niaga Syariah. Aplikasi yang bisa diunduh melalui Google Play dan App Store ini memudahkan umat muslim dalam membayar zakat dan wakaf uang hanya dengan sentuhan jari. Cukup dengan mengisi data diri, maka pengguna bisa membayar zakat dan wakaf uang mulai dari Rp10 ribu saja.


Ada tiga metode pembayaran zakat dan wakaf uang yang dapat dipilih. Bagi nasabah CIMB Niaga Syariah, maka pembayaran dapat dilakukan melalui rekening ponsel dan CIMB Clicks. Bagi yang belum menjadi nasabah CIMB Niaga Syariah, maka pembayaran bisa dilakukan melalui kartu kredit berlogo Visa, MasterCard, atau JCB.
CIMB Niaga Syariah juga telah bekerja sama dengan 12 Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan 7 Lembaga Pengelola Wakaf (LPW) dari seluruh Indonesia. Oleh karenanya, pilihan wakif dalam berwakaf melalui e-Salaam sangat beragam, sehingga dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing pribadi. Mulai dari wakaf produktif, pendidikan, rumah sakit, pembebasan tanah, masjid, hingga hewan ternak.
Satu hal lagi yang menjadi keunggulan e-Salaam adalah sistem pencatatan yang tersusun rapi. Para muzakki dan wakif bisa melihat kembali zakat dan wakaf uang yang telah disalurkannya melalui menu history transaksi. Selain itu, e-Salaam juga menyediakan menu jadwal shalat dan arah kiblat untuk memudahkan umat muslim dalam menunaikan ibadah shalat.


Dengan inovasi layanan pembayaran zakat dan wakaf secara digital seperti e-Salaam, maka angka kemiskinan bisa terus ditekan. Asalkan dikelola dengan baik serta disalurkan dengan benar dan tepat sasaran, maka bukan tidak mungkin kita akan sulit menemukan orang miskin di negeri yang kaya ini. Persis seperti negeri Arab saat masa kepemimpinan Umar bin Khattab dahulu. Semoga. []

***

Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Artikel Nasional “Kemudahan Layanan Zakat dan Wakaf Uang Melalui CIMB Niaga Syariah dan e-Salaam” yang diselenggarakan oleh FoSSEI, CIMB Niaga Syariah, dan e-Salaam, serta berhasil meraih Juara 2.



6 comments:

  1. Aplikasi pembayaran zakat, sedekah, infaq, ini sangat membantu. Di beberapa daerah , mencari tuna wisma, pengemis, itu sulit lho. Contohnya di daerah saya (kab.Tebo, Jambi), jarang ada namanya pengamen, atau pengemis. Rumah asuh juga nggak ada. Jadi pas mau sedekah sering bingung sendiri. Untung ada aplikasi seperti ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar banget, Mba. Aplikasi ini bisa kita gunakan untuk menunaikan kewajiban zakat, atau berinfak dengan mudah. Insya Allah berkah. Amin. Terima kasih sudah mampir, Mba. Salam hangat.

      Delete
  2. klo masalah data2 bginian mah jagonyaaaaa, selamat yess bang hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Terima kasih sudah mampir ke mari, Bang. Salam hangat.

      Delete
  3. Terus berkarya to, salam hangat dari Sumatera Utara

    ReplyDelete