Beranda

Navigation Menu

Baru Diterima Kerja? Ini Kiat #CerdasDenganUangmu Agar Tak Lagi Merepotkan Orangtua


Tanggal 25. Bagi sebagian besar pekerja kantoran, tanggal tersebut adalah saat-saat yang istimewa. Ya, karena itulah saatnya rekening tabungan kita bertambah sesuai dengan besarnya gaji bulanan. Nikmat lagi menyenangkan.
Ibarat kucuran air di padang pasir, tanggal 25 seakan menjadi pelepas dahaga setelah sebulan lamanya bekerja keras. Daftar kebutuhan dan keinginan yang sudah lama diidam-idamkan, akhirnya dapat segera dipenuhi. Sebut saja gawai model terkini, baju baru, atau sekadar nongkrong bersama teman-teman di kedai kopi yang baru dibuka minggu lalu.
Akan tetapi, pernahkah kalian malah merasakan hal yang sebaliknya? Saya pernah.
Delapan tahun lalu, ketika menjalani tahun pertama bekerja, saya merasa gundah gulana setiap bertemu dengan tanggal 25. Gaji yang baru saja masuk di rekening tabungan terasa semu dan sementara. Pasalnya, saya harus membayar berbagai macam cicilan, mulai dari mobil, kartu kredit, hingga biaya kos-kosan.
Setelah membayar, saldo tabungan yang tersisa hanya berkisar antara Rp500 ribu—Rp700 ribu saja. Boleh dibilang jumlah segitu sangatlah pas-pasan untuk hidup selama sebulan di Bandung, tempat saya bekerja kala itu. Alhasil, seminggu kemudian saya harus meminta tambahan uang jajan kepada orangtua.
Saya pun masih menyisakan sebagian besar tagihan kartu kredit. Sebab, saya hanya sanggup membayar tagihan minimumnya saja, yakni 10% dari total tagihan. Semata-mata agar terhindar dari predikat “Dalam Perhatian Khusus”, yang berarti menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga kartu kredit hingga 90 hari ke depan.
Padahal kalau boleh jujur, gaji saya saat itu sudah di atas Upah Minimum Regional (UMR). Artinya, seharusnya saya bisa hidup lebih sejahtera dan mandiri tanpa merepotkan orangtua.
Kalau kalian bagaimana? Adakah di antara kalian yang pernah mengalami hal yang serupa? Masih meminta tambahan uang kepada orang tua karena gaji hanya mampir sekejap saja?
Tiga tahun kemudian, barulah saya menyadari ternyata ada yang salah dengan cara saya mengelola uang. Nah, supaya kalian tidak merasakan hal yang sama, saya akan berbagi kiat #CerdasDenganUangmu khususnya bagi kalian yang baru pertama kali bekerja agar tak lagi merepotkan orangtua.

Mengatur Gaya Hidup demi Menekan Pengeluaran

Mengatur gaya hidup merupakan perkara yang mudah diucapkan namun terkadang sulit untuk dilakukan. Terutama bagi kalian yang tinggal di kota besar. Godaan untuk hangout ke kafe bersama teman-teman atau hasrat memiliki gadget mahal, memang terasa sangat sulit untuk ditepikan. Lebih-lebih ketika kita baru gajian.
Namun, gaya hidup yang berlebihan ternyata menjadi penyebab nomor satu terkurasnya dompet kalian. Bahkan tak jarang ada yang sampai terlilit hutang karena hanya ingin dipandang orang.
Sesekali cobalah hitung, berapa banyak uang yang kalian habiskan untuk nongkrong di coffee shop kekinian? Bila uang tersebut kalian tabungkan, jadinya lumayan, bukan?
Oleh karena itu, belajarlah untuk menjalankan pola hidup sederhana. Yakni, pola hidup yang sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan kalian. Karena gaya hidup seperti inilah yang akan menekan pengeluaran dan membuat hidup kalian lebih sejahtera.
Yang menarik, ternyata pola hidup sederhana sudah menjadi kebiasaan orang-orang kaya di dunia. Pola hidup seperti ini bahkan menjadikan mereka semakin kaya raya. Seperti Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), Charles Ergen (pendiri DISH Network), dan Ingvar Kamprad (pendiri IKEA).
Nah, seperti apa gaya hidup sederhana ala orang terkaya di dunia? Dilansir dari MoneySmart, ada tiga kebiasaan orang-orang kaya yang bisa kalian ikuti saat baru pertama kali bekerja. Yakni tidak malu membawa bekal makanan dari rumah, memilih transportasi umum atau kendaraan biasa, dan membeli barang karena fungsinya.
Selengkapnya dapat kalian lihat pada infografik di bawah ini, atau klik di sini untuk membaca artikelnya.


Memiliki Impian Sebagai Motivasi Menabung
Apa impian kalian ketika sudah bekerja? Menikah, punya rumah, memiliki mobil mewah, atau traveling ke luar negeri? Pastinya semuanya membutuhkan uang, bukan?
Setiap orang pasti memiliki impian. Bedanya, hanya sedikit orang yang benar-benar mau bangun dari mimpinya untuk kemudian berusaha mewujudkan. Supaya tidak sekadar menjadi bunga tidur semata, maka tulislah mimpi kalian sebagai motivasi untuk menabung. Bila perlu, gunakanlah cara-cara unik yang berada di luar kebiasaan.
Sebagai contoh, saat ini saya punya dua impian, yakni memiliki usaha franchise minimarket dan melanjutkan pendidikan istri hingga jenjang pascasarjana. Kedua impian tersebut saya tulis pada kaleng yang saya fungsikan sebagai tabungan. “Otak” untuk dana pendidikan istri, serta “Alfamart” untuk tabungan franchise minimarket.

Kedua kaleng tersebut kemudian saya isi uang, sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah saya rencanakan sebelumnya. Yaitu sebesar Rp50 ribu per hari untuk “Alfamart” dan Rp1,5 juta per bulan untuk “Otak”. Dengan metode seperti ini, saya menjadi konsisten dalam menabung. Sekaligus merasa malu apabila impian yang saya tulis sendiri, kemudian saya ingkari hanya karena malas menabung.
Cara unik yang saya lakukan hanyalah salah satunya. Bagi kalian yang masih malas menabung, MoneySmart memiliki beberapa tips cara menabung unik yang bisa membuat kegiatan menabung kalian menjadi tambah asyik. Mari simak videonya di bawah ini.

Secepat Mungkin Buat Pos Dana Darurat

Ketika pertama kali bekerja, segera buatlah pos darurat. Dana di pos ini bertujuan untuk berjaga-jaga. Supaya kalian tidak pusing dan minta bantuan orangtua saat terjadi hal-hal mendesak di luar dugaan, yang berpotensi menguras uang kalian.
Misalnya ketika motor rusak, sakit mendadak, atau tarif kosan yang tiba-tiba meningkat. Semua kondisi tadi mengharuskan kalian untuk mengeluarkan dana di luar bujet yang telah direncanakan. Nah, dana di pos darurat bisa kalian gunakan bila terjadi hal-hal semacam ini.
Bagi saya, cara paling aman untuk membuat pos ini adalah dengan membuka tabungan rencana di bank. Mengapa? Karena dana di tabungan gaji kalian akan dipindahkan secara otomatis (auto-debit) ke rekening tabungan rencana, tepat pada saat tanggal gajian. Dengan demikian, gaji yang tersisa sudah bersih dan siap untuk dialokasikan untuk mendanai kebutuhan lainnya.

Jumlah tabungan dana darurat bisa kalian sesuaikan dengan kemampuan. Akan tetapi, sebisa mungkin alokasikan minimal 10% dari pendapatan kalian untuk dana darurat ini.
Ingat, kalian juga harus memilih instrumen yang tepat untuk dana darurat. Sebagaimana dikutip dari sebuah artikel di MoneySmart, dana darurat haruslah memenuhi tiga prinsip, yakni Aman, Likuid, dan Mudah Diakses (ALM).
Oleh karena itu, selain tabungan rencana, beberapa instrumen dapat kalian manfaatkan untuk menyimpan dana darurat, yakni deposito, emas, dan reksadana pasar uang. Artikel selengkapnya dapat kalian baca di sini.

Sisihkan Dana Untuk Berinvestasi

Usia muda merupakan saat yang paling tepat untuk berinvestasi. Terlebih bagi kalian yang baru saja diterima kerja. Mumpung masih semangat-semangatnya bekerja, maka pendapatan yang kalian hasilkan akan terasa sangat sia-sia bila tidak segara diinvestasikan. Investasi sendiri berguna untuk memupuk kebiasaan dan menjamin kesejahteraan saat hari tua kelak.
MoneySmart dalam sebuah artikelnya menjelaskan ada 4 jenis instrumen investasi yang perlu kalian miliki sebelum berusia 30 tahun. Semuanya relatif mudah diakses dan terjangkau bagi generasi milenial yang baru saja bekerja.



Pertama, emas batangan. Ada alasan mengapa instrumen yang satu ini selalu diminati dari dahulu hingga sekarang. Emas merupakan salah satu logam mulia yang nilainya stabil dan tidak tergerus inflasi. Oleh karena itu, emas sangat cocok dijadikan instrumen investasi.
Tidak seperti dulu, investasi emas kini sangat mudah dan murah. Mulai dari Rp10 ribu saja, kalian sudah bisa membuka tabungan emas di Pegadaian. Pastikan emas yang kalian beli memiliki sertifikat Antam, karena harga jual kembalinya relatif lebih tinggi dibandingkan emas bersertifikat lainnya.



Kedua, reksadana. Bagi kalian yang tidak mau terlalu pusing dalam memilih instrumen investasi yang menguntungkan, maka reksadana patut menjadi pilihan. Mengapa? Karena selain murah (mulai dari Rp100 ribu), dana yang kalian tempatkan akan dikelola oleh manajer investasi yang sudah ahli. Return yang kalian dapatkan juga menggiurkan, karena biasanya melebihi rate suku bunga deposito.
Ketiga, saham. Patut dicatat, jenis investasi ini berisiko tinggi. Oleh karena itu, return yang didapatkan juga biasanya lebih tinggi ketimbang emas dan reksadana.
Selain berisiko tinggi, investasi saham juga membutuhkan keahlian. Oleh karena itu, sebaiknya kalian belajar terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi saham. Caranya, alokasikan sebagian kecil (maksimal 5%) dana kalian untuk belajar. Jika sudah mengerti dan paham, barulah kalian bisa menambahnya secara bertahap.
Terakhir, properti. Meski membutuhkan modal yang tidak sedikit, properti merupakan instrumen investasi yang dari zaman dahulu dipercaya sangat menguntungkan. Karena harga tanah cenderung naik setiap tahunnya.
Nah, bagi kalian yang belum cukup modal untuk membeli properti, kalian bisa memilikinya secara patungan. Metode ini dikenal dengan nama crowdfunding. Sudah banyak perusahaan tekfin yang bergerak di sektor ini, seperti Provesty, NaPro, dan Ethis. Dengan metode crowdfunding, kalian bisa urun rembug mendanai pembangunan proyek atau refinancing properti dengan modal yang relatif terjangkau.

Kesimpulan dan Penutup

Tak bisa dipungkiri masa-masa pertama kali bekerja kadang kala memang menyulitkan. Sebab, saat itulah kita mengalami masa transisi dari remaja menuju dewasa. Dari semula diayomi menjadi mandiri. Dari semula diongkosi, sekarang harus mengatur uang sendiri.
Namun demikian, seorang bijak pernah menyampaikan satu pesan. Kekayaan seseorang bukanlah diukur dari seberapa besar penghasilan yang didapatkan, melainkan dari seberapa besar pengeluaran yang mampu ditekan.
Oleh karena itu, mari terapkan kiat #CerdasDenganUangmu agar kalian menjadi orang yang benar-benar kaya. Bukan orang yang sekadar terlihat kaya dan hanya merepotkan orangtua saja.
***
Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog MoneySmart 2018 #CerdasDenganUangmu



Sumber Referensi:
No.
Judul/Perihal
Sumber/Tautan
1.
Bikin Tambah Kaya, Ini Cara Jalani Hidup Sederhana ala Miliarder Dunia
https://www.moneysmart.id/cara-hidup-sederhana-ala-miliarder-dunia-pantes-tambah-kaya/
2.
4 Cara Menabung Kreatif Gampang Banget Lho
https://www.youtube.com/watch?v=uAD-cU9lV4w
3.
Biar Hidup Tenang dan Bahagia! Simpan Dana Darurat Kamu dengan Cara Ini
https://www.moneysmart.id/dana-darurat-itu-penting-simpan-di-4-tempat-ini/
4.
Sebelum 30 Tahun! Miliki 4 Jenis Investasi Ini Kalau Pengin Hidupmu Makmur
https://www.moneysmart.id/sebelum-30-tahun-miliki-4-jenis-investasi-ini-kalau-pengin-hidupmu-makmur/


10 comments:

  1. Kalo aku dulu, sebelum punya penghasilan pun uda belajbelajar menabung & berinvestasi. Yah, cewek kan suka sama perhiasan ya... Jd aku suka banget beli2 perhiasan sejak kelas 5 SD. Tapi ternyata, beli peehiperh utk menabung & berinvestasi itu gak banyak untungnya, malah kadang rugi. Sebab ada biaya fabrikasi di dalamnya. Nah, pas uda dewasa baru deh aku kenal sama emas batangan. Pertama kali beli dulu beratnya 10gr, masih harga 535 per gr nya di th 2013. Sekarang uda naik jd 600rb lbh per gr nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, luar biasa sejak kelas 5 sudah berinvestasi. Salut, Mba.

      Emas memang instrumen investasi yang sejak dulu paling dipercaya. Naiknya memang ga tinggi, tapi konsisten melebihi laju inflasi.

      Terima kasih, Mba, sudah berkenan mampir. Salam hangat.

      Delete
  2. Kereen Mas Nodi, menginspirasi. Memang sebenarnya setiap orang itu punya cara menabung yang berbeda-beda sih ya. Btw, itu saya kepo sama kaleng atau kotak yang untuk 'OTAK' sama 'ALFAMART' nya. Hanya dengan disimpan begitu ya? Mudah dibuka? Klo mudah dibuka malah sering tergoda buat make uangnya gak tuh? :D Tergantung orangnya sih ya. Hahaha...

    Good luck, Mas Nodi. As always you show us your great ideas on your article. Superb...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas Firman. Gampang dibuka, hehe. Karena setiap hari dan bulan harus diisi. Memang godaan ada aja, Mas. Tapi karena ditulisi impian saya sendiri, makanya jadi tegar melawan godaan hingga saat ini. Malu rasanya harus mengkhianati impian yang sudah ditulis dengan tangan sendiri. Hehe.

      Terima kasih Mas Firman sudah berkenan mampir. Salam hangat.

      Delete
  3. Saya jadi tambah semangat buat menabung seperti itu, Mas. Ingat mimpi-mimpi. Thanks ya udah diingetin. Melipir deh ke www.moneysmart.id biar makin getol nabung dan cerdas ngelola keuangan pribadi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Terima kasih kembali Mas Isnaini sudah berkenan mampir.

      Salam hangat.

      Delete
  4. Permasalahan setelah lulus kuliah sama yah bang pasti gak bs nabung, mantab pokoknya skrg sdh ada portal finansial spt MoneySmart

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Bang. Seakan menjadi pelajaran bagi generasi milenial. Terima kasih sudah mampir, Bang. Salam hangat.

      Delete
  5. Menabung itu penting sekali ya Mas buat masa depan, terutama untuk berjaga jaga saat ada biaya biaya tak terduga datang tiba tiba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget Mas Amir. Semoga kita bisa menjadi orang yang rajin menabung, ya. Hehe. Amin. Terima kasih sudah mampir, Mas. Salam hangat.

      Delete